Jumat, 26 Oktober 2012

objek wisata di Bali

Aneka ragam tempat wisata di Kabupaten Klungkung Bali dapat anda kunjungi selama acara tour di Bali anda. Simak tempat wisata di Bali yang dapat anda kunjungi selama tour di Bali sebagai berikut :

 

 Kerta Gosa

Kertagosa salah satu objek wisata yang terletah di tengah - tengah Kota Kabupaten Klungkung, Bali, kira-kira 40 km ke arah timur dari Denpasar. Kertagosa merupakan tempat permbahasan segala sesuatu yang bertalian dengan situasi keamanan, kemakmuran serta keadilan wilayah kerajaan Bali. Kertagosa terdiri dari dua buah bangunan (bale) yaitu Bale Kerta Gosa dan Bale Kambang. Disebut Bale Kambang karena bangunan ini dikelilingi kolam yaitu Taman Gili. Keunikan Kerta Gosa dengan Bale Kambang ini adalah pada permukan plafon atau langit-langit bale ini dihiasi dengan lukisan tradisional (gaya wayang). Fungsi dari kedua bangunan terkait erat dengan fungsi pendidikan lewat lukisan-lukisan wayang yang dipaparkan pada langit-langit bangunan. Cerita yang di lukiskan adalah tentang Tantri kemudian tentang cerita Bima Swarga yang banyak sekali memperlihatkan tentang hukum karma phala, serta cerita tentang penitisan kembali (reinkarnasi) ke dunia karena perbuatan dan dosa-dosanya.
Jadi yang mendominasi cerita di atap bale ini adalah tentang kharma pala sehingga bale ini pada waktu kerajaan dulu di fungsikan untuk pengadilan. Yang menarik kursi peninggalan jaman kerajaan yang sudah direnovasi masih tertata rapih seperti bagaimana posisinya pada jaman kerajaan dulu.
Daya tarik dari balai Kerta Gosa ini adalah di langit-langit bangunan terdapat lukisan-lukisan wayang yang memiliki cerita tentang kehidupan sehari-hari, karma phala, ramalan gempa dan filsafat hidup. Di samping balai Kerta Gosa terdapat banguan yang dikelilingi oleh kolam bernama Taman Gili. Suasana kerajaan sangat terasa di tempat ini, semua tertata rapih dan bersih. Tentunya kepedulian Pemda setempat untuk merawat salah satu objek wisata yang bersejarah di pulau Bali. 

 
 

Goa Lawah
Goa Lawah Merupakan Salah Satu Kahyangan Jagat dan objek wisata di Bali,  yang merupakan perpaduan antara laut dan gunung yang mengandung suatu rasa terimakasih ke Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasi Girinatha sebagai pelindung gunung dan baruna sebagai penguasa laut. Pura Goa Lawah terletak sekitar 49km dari Kota Denpasar tepatnya di Kecamatan Dawan,Klungkung atau sekitar 10km sebelah timur Kota Semarapura.Tidak diketahui pasti siapa pendiri dan kapan didirikannya Pura Goa Lawah ini tetapi pura ini diperkirakan didirikan oleh Mpu Kuturan pada abad ke-11.Pura yang dihuni oleh ribuan kelelawar ini termasuk sebagai Kahyangan Jagat atau Sad Kahyangan. Pemandangan ditempat ini terasa unik, sebuah goa kelihatan dibawah pohon yang rindang, sementara dimulut goa terdapat beberapa pelinggih. Pura Goa Lawah menempati wilayah pantai yang bertemu dengan wilayah perbukitan.   Dipelataran pura berdiri kukuh beberapa meru dan stana lainnya.
Di bagian Pura, tepatnya di mulut goa terdapat pelinggih Sanggar Agung sebagai pemujaan Sang Hyang Tunggal (Tuhan Yang Maha Esa),  Meru Tumpang Tiga, Gedong Limasari dan Gedong Limascatu.
Dari sejarahnya Pura Goa Lawah mengenai siapa yang membangunnya dan kapan dibangun masih bisa diungkap misterinya karena bangunan pemujaan terlalu tua usianya, sehingga tidak ada nara sumber yang benar-benar mengetahui mengenai seluk beluk Pura Goa Lawah.

Gardu Pandang Gombel

GARDU PANDANG GOMBEL
Gemerlap Semarang Dalam Balutan Warna-Warni Lampu Kota

Gemerlap lampu kota di malam hari selalu menjadi pemandangan yang indah untuk dilihat. Apalagi jika menyaksikan dari tempat yang tinggi seperti menara pandang, lantai atas gedung bertingkat, atau puncak bukit. Di Semarang terdapat satu tempat yang bisa digunakan untuk menikmati pemandangan seluruh kita dari sebuah bukit. Tempat itu bernama Gardu Pandang Gombel. Sebelum bernama Gardu Pandang Gombel, kawasan ini dikenal dengan nama Taman Tabanas karena di tempat tersebut terdapat Tugu Tabanas yang menjulang tinggi. Lokasinya yang berada di salah satu lereng Bukit Gombel menjadikan orang lebih senang menyebut tempat ini dengan nama Gardu Pandang Gombel atau dalam dialek Semarang menjadi Nggombel.
Sebagai salah satu tempat nongkrong favorit di Semarang, kawasan Gombel selalu dipenuhi muda-mudi yang asyik bercengkerama. Lokasinya yang strategis, tepat di tepi Jalan Setiabudi yang menghubungkan kawasan Semarang Atas dan Semarang Bawah ini menjadi salah satu alasan mengapa Gardu Pandang Gombel ini selalu ramai dikunjungi. Dari ketinggian bukit yang konturnya menyerupai tembok raksasa yang memanjang dari timur hingga barat ini, siapapun dapat menyaksikan lanskap Kota Semarang dengan jelas. Rumah-rumah penduduk, gedung-gedung perkantoran, pabrik-pabrik, hingga cerobong asap di pelabuhan serta kapal yang berlayar di laut pun bisa terlihat.
Waktu terbaik untuk menikmati keindahan Kota Semarang dari ketinggian adalah saat sore hingga malam hari. Sinar matahari sore yang keemasan mengguyur seluruh penjuru kota, kemudian meredup perlahan seirama dengan pergerakan matahari yang tenggelam di ufuk barat. Langit pun seakan berlomba merubah warna mulai dari kuning emas, merah lembayung, ungu, hingga biru. Saat gelap datang menjemput, titik-titik cayaha mulai bermunculan dari arah bawah, lambat laun semakin banyak, dan akhirnya menjadi lautan cahaya yang indah. Jika cuaca sedang cerah, kerlip bintang yang bertaburan di langit dapat terlihat dengan jelas.
Sambil menikmati indahnya gemerlap Semarang dalam balutan warna-warni lampu kota, Anda dapat memesan secangkir teh atau kopi dan jagung bakar kepada pedagang yang berjualan di Gardu Pandang Gombel. Jika ingin suasana yang lebih romantis, di dekat Tugu Tabanas terdapat beberapa cafe dan restauran yang bisa dipilih sebagai lokasi santap malam.



Pura Uluwatu
Pura yang terletak di ujung selatan pulau Bali dan mengarah ke samudra Hindia, merupakan tempat wisata yang menawan. Pura ini berdiri kokoh di atas batu karang yang menjorok ke arah laut dengan ketinggian sekitar 50 meter.


GWK
Patung ini berlokasi di Bukit Unggasan - Jimbaran Bali. Karya masterpiece Bali I Nyoman Nuarta. Saat ini dikembangkan sebagai taman budaya dan menjadi Landmark bagi pariwisata Bali dan Indonesia.
Patung tersebut berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa Pelindung, mengendarai burung Garuda. Diambil dari cerita "Garuda & Kerajaannya" dimana rasa bhakti dan pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu.
Patung ini dibangun dengan ketinggian 140 meter, diproyeksikan untuk mengikat tat ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia.



Nusa Dua
Kawasan wisata ini terletak di paling selatan Pulau Bali, suatu lokasi yang paling dini mendapat sinar pagi. Di sepanjang 4 kilometer pantainya yang berpasir putih ditumbuhi ratusan hektar pohon nyiur dengan hotel-hotel berbintangnya nan megah berfasilitas standar internasional. NUSA DUA yang berjarak hanya 15 menit dari pelabuhan udara Ngurah Rai Bali telah banyak memberikan kontribusi pembangunan kepariwisataan dan bahkan mengimbas ke daerah-daerah disekitarnya, seperti Benoa dan Sawanga


Pantai Jimbaran
Pantai Jimbaran terletak di sebelah selatan dan bersebelahan dengan Pantai Kedonganan, pantai ini juga menawarkan hal yang sama dengan yang lain, hanya airnya lebih jernih, sehingga nyaman untuk renang, rileks dan berjemur diri.
Di pantai Jimbaran terdapat beberapa hotel besar dengan fasilitas lengkap dan standar internasional. Beberapa unit cafe juga berjajar di pantai menyediakan berbagai makanan sari laut, khususnya ikan bakar, dengan aroma dan rasa khasnya yang mengundang selera.


pantai Kuta
Pantai Kuta yang lebar, berpasir putih bersih merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan, sehingga ada ucapan, Datang ke Bali tanpa mengunjungi Kuta belumlah lengkap. Di kala senja di saat Surya mulai terbenam, Kuta menyajikan pemandangan yg sangat indah dan romantis. Sambil menikmati hembusan udara sejuk menyegarkan, Kuta sering dipakai tempat berolah raga sore yang mengasyikkan. Pada tahun 1930, Kokes mempromosikan Bali sekaligus Kuta, serta memberikan inspirasi pembangunan Hotel berarsitektur Kotij (cottage).
Kini Kuta telah mampu menjadi pusat pariwisata Bali, karena telah dapat menyediakan fasilitas lengkap sesuai kebutuhan wisatawan seperti berbagai penginapan dan hotel, pusat-pusat perbelanjaan, tempat rekreasi, kehidupan malam begitu semarak, sarana dan fasilitas olahraga seperti Bungy jumping, water boom dan lain sebagainya.


Pura Taman Ayun
Pura taman Ayun ini terletak di Desa Mengwi sekitar 18 kilometer barat laut kota Denpasar dan merupakan salah satu dari pura-pura yang terindah di Bali. Halaman pura ditata sedemikian indah dan dikelilingi kolam ikan yang dibangun tahun 1634 oleh Raja.Mengwi saat itu I Gusti Agung Anom. Dihiasi oleh meru - meru yang menjulang tinggi dan megah diperuntukkan baik bagi leluhur kerajaan maupun bagi para Dewa yang bestana di Pura-pura lain di Bali.
Pura Taman Ayun adalah Pura lbu (Paibon) bagi kerajaan Mengwi. Setiap 210 hari tepatnya setiap "Selasa Kliwon Medangsia" (Menurut perhitungan tahun Saka) segenap masyarakat Mengwi merayakan piodalan selama beberapa hari memuja Tuhan dengan segala manifestasinya.
Kompleks Pura dibagi menjadi 4 halaman yang berbeda, yang satu lebih tinggi dari yang lainnya. Halaman Pertama disebut dengan Jaba yang bisa dicapai hanya dengan melewati satu-satunya jembatan kolam dan Pintu gerbang. Begitu masuk di sana ada tugu kecil untuk menjaga pintu masuk dan di sebelah kanannya terdapat bangunan luas (wantilan) dimana sering diadakan sabungan ayam saat ada upacara.
Di halaman ini, juga terdapat tugu air mancur yang mengarah ke 9 arah mata angin. Sambil menuju ke halaman berikutnya, di sebelah kanan jalan terdapat sebuah komplek pura kecil dengan nama Pura Luhuring Purnama.
Areal ke tiga atau Halaman ke dua, posisinya lebih tinggi dari halaman pertama untuk masuk ke halaman ini, pengunjung harus melewati pintu gerbang kedua. Begitu masuk, pandangan akan tertuju pada sebuah bangunan Aling-aling "Bale Pengubengan" yang dihiasi dengan relief menggambarkan "Dewata Nawa Sanga", (9 Dewa penjaga arah mata angin).
Di sebelah timur halaman ini ada satu Pura kecil disebut Pura Dalem Bekak, sedangkan di pojok sebelah barat terdapat sebuah Balai Kulkul menjulang tinggi.
Areal ke empat atau halaman terakhir adalah yang tertinggi dan yang paling suci. Pintu gelung yang paling tengah akan dibuka di saat ada upacara, tempat ke luar masuknya arca dan peralatan upacara lainnya. Sedangkan Gerbang yang di kiri kananya adalah untuk keluar masuk kegiatan sehari-hari di pura tersebut. Halaman ini terdapat beberapa meru menjulang tinggi dengan berbagai ukuran dan bentuk. Tiga halaman dari Pura ini melambangkan tiga tingkat kosmologi dunia, dari yg paling bawah adalah tempat / dunianya manusia, ke tingkat yang lebih suci yaitu tempat bersemayamnya para dewata, serta yang terakhir melambangkan Sorga tempat berstananya Tuhan Yang Maha Esa. Seperti dikisahkan dalam cerita kuno Adhiparwa , keseluruhan kompleks pura menggambarkan Gunung Mahameru yang mengapung di tengah lautan susu.
Pura ini hancur karena gempa bumi hebat yang terjadi pada tahun 1917 dan tidak sempat dipugar hingga tahun 1950. Candi bentar dan tugu yang tingginya mencapai 16 meter di halaman bagian dalam Pura tersebut dibangun sesuai arsitektur Jawa, sedangkan candi yg kecil berupa tempat duduk dari batu berjumlah 64 buah merupakan tugu leluhur jaman megalitikum untuk mengenang para ksatria yang gugur dalam perang.


Desa Sangeh
Sangeh adalah nama sebuah desa yang dibagian utara desanya.ditumbuhi pohon Pala seluas 14 hektar dan dihuni oleh ratusan kera. Pohon pala seperti itu tidak dijumpai di tempat lain di Bali dan keberadaannya di Sangeh ini merupakan misteri. Sebuah pura kecil diselimuti lumut hijau tersembunyi disela-sela hutan pala yang menjulang tinggi itu. Di punggung sebuah tugu pura tersebut di pahat patung Garuda, seekor burung mistik yang di dalam cerita Samudramantana dikisahkan sedang mencari tirta Amerta di dasar samudra, kemudian atas jasanya oleh Betara Wisnu, dihadiahkan seteguk kepadanya, akhirnya Garuda menjadi kendaraan setia Bathara Wisnu.


Tanjung Benoa
Di sebelah utara kawasan Nusa Dua adalah Tanjung Benoa. Terletak di sepanjang pantai yang landai dengan pasirnya yang putih bersih merupakan tempat yang menyenangkan untuk melakukan beraneka olah raga dan rekreasi air, seperti.; snorkling, parasailing, diving, naik boat, berlayar, berselancar, melihat pemandangan bawah laut dengan glass buttom boat dan berbagai kegiatan olah raga air lainnya.
Sebagai bagian dari kawasan Nusa Dua, Tanjung Benoa juga terdapat beberapa hotel berbintang lima dengan fasilitasnya yang megah.


Waterboom
Waterboom ini terletak di jalan Dewi Sartika, Tuban sekitar 2 km ke arah Utara dari Bandara Ngurah Rai. Kolam renang dan pertamanan yang ditata asri ini sangat digemari untuk tempat rekreasi keluarga baik oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal, dan dibuka setiap hari mulai pukul 9.00 pagi hingga pukul 6 petang, serta mampu menampung pengunjung sampai 1000 orang. Kolam renangnya dibagi untuk beberapa jenis kegiatan seperti race track, pleasure pool, lazy river, raft river dan jungle rides.
Di dalam lokasi ini tersedia fasilitas berupa restaurant, ruang ganti pakaian, petugas penyelamat, lapangan volley pantai, toko souvenir dan arena bermain bagi anak-anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar